8 dari 10 Orang Pertahankan Teman yang Kerap Menyakiti

imgJakarta - Sadar atau tidak, Anda di kelilingi oleh teman-teman yang 'beracun'. Ciri-cirinya adalah teman yang suka menusuk dari belakang, terlalu kritis, terlalu emosional, egois dan tidak dapat diandalkan. Namun, sebuah studi menyebutkan bahwa orang cenderung tetap bertahan pada hubungan pertemanan yang seperti ini, padahal mereka tahu tidak sehat.

Studi soal pertemanan ini dilakukan oleh majalah Self dan situs Today.com. Dalam penelitiannya ada 18 ribu wanita dan 4 ribu pria jadi responden.

Dari survei tersebut terungkap, 84% wanita mengaku memiliki teman-teman yang beracun dan kerap menyakiti ini. Sementara pria, ada 75% yang mengalami kondisi serupa. 1 dari 3 orang responden juga mengaku sampai berteman akrab dengan teman yang sebenarnya menjadi racun ini.

Masih menurut survei itu, 45% responden melaporkan sering mendapat perilaku pengkhianatan dan komentar yang menyakitkan dari temannya. Para responden sebenarnya ingin mengakhiri pertemanan tersebut, namun pada akhirnya 83% dari mereka membiarkan persahabatan itu bertahan. Mereka tetap bertahan karena mengakhiri persahabatan terasa menakutkan.

Cara lain yang dilakukan para responden untuk stop berteman dengan teman yang beracun adalah dengan memblokir atau menghapus mereka di situs jejaring sosial. Ada 37% responden yang melakukan hal tersebut. Sementara 53% 'menurunkan' tingkat persahabatan dengan teman yang tidak mereka suka dari 'teman akrab' menjadi 'teman biasa'.

Mengapa orang, khususnya wanita cenderung bertahan pada pertemanan yang sebenarnya menyakitkan ini? Dr Seema Hingorrany, seorang psikolog dan pakar di bidang traumatis asal India, mengatakan, "Wanita cenderung bertahan pada hubungan maupun persahabatan dalam waktu yang cukup lama, karena mereka percaya mampu mengubah situasi maupun sikap teman mereka. Mereka juga merasa sulit untuk berpisah dengan seseorang yang sudah mereka kenal lama karena sering berbagi dengan satu sama lain."

Salah satu responden penelitian Self dan Today.com, Leisha D'Souza, termasuk orang yang akhirnya bisa melepaskan diri dari pertemanan 'beracun' tersebut. "Sama seperti hubungan persahabatan lain, kami mengalami pasang surut. Ketika teman saya dan saya mulai mengalami masalah, awalnya kami mencoba menyelesaikannya. Tapi kemudian pertengkaran seperti itu sering terjadi. Saya enggan untuk berpisah meskipun tiap kali berinteraksi merasa tertekan. Hal ini terjadi selama lebih dari satu tahun sampai saya akhirnya menyerah," kisahnya.

Anda pasti pernah juga mengalami hal seperti ini, namun seperti survei di atas, mungkin Anda belum mempunyai keberanian untuk mengakhiri persahabatan itu karena sudah merasa dekat dan tergantung dengan sahabat Anda tersebut. Kapan sebaiknya persahabatan itu diakhiri?

Dr Seema menyarankan, ketika kata-kata dari sahabat Anda sering menyakitkan, emosi Anda sering naik-turun, dan terjadi beberapa kali pengkhianatan, saat itulah Anda harus mengakhiri persahabatan Anda. Bagaimanapun juga, berteman dengan 'racun' berdampak buruk bagi kesehatan Anda, terumata kesehatan mental.
 
wolipop.com

0 komentar: