TIPS MENGHAPAL AL-QURAN
oleh Ustadz Rizki Narendra
Berikut adalah artikel berkenaan dengan
tips-tips tentang bagaimana cara mudah dalam menghafal Al-Qur’an yang
ditulis oleh Ustadz Rizki Narendra. Semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca belajarislam.com yang sedang menghafal maupun yang akan
menghafal Al-Qur’an. Ustadz Rizki Narendra adalah seorang Hafidz lulusan
Ma’had Arrayah Sukabumi. Berikut adalah tips-tipsnya
1. Menghafal al-quran dengan secara tadarruj (bertahap).
Manghafal al-qur’an al-karim perlu dilakukan secara bertahap, artinya
memulai dari ayat yang sedikit dan juga mudah, bukan memulai dengan
yang banyak kemudian tiba-tiba berhanti di tengah jalan. Perumpamaan
Otak manusia seperti cangkir. Kalau saja seember air di tuangkan
sekaligus kedalam cangkir maka yang terjadi bukannya air tersebut masuk
tetapi malah tumpah kemana-mana, dan hasilnya air yang tersisa dalamnya
hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Seperti halnya sebuah
cangkir otak manusia ketika dijejali sekaligus dengan file-file hafalan
yang terjadi adalah rasa malas dan jenuh dalam menghafal dan akhirnya
berujung paa meninggalkan hafalan sama sekali.
Mulailah hafalan dari surat yang antum anggap mudah, mulailah
sedikit-sedikit namun istiqomah dan berkesinambungan, kalau misalnya
otak kita hanya dapat menghafal satu atau setengah halaman perhari maka
biasakanlah untuk istiqomah dalam hal tersebut selama satu atau dua
bulan, Tujuannya adalah membiasakan otak untuk menerima memory hafalan
sebanyak setengah atau satu halaman perhari. Nah..! ketika otak kita
sudah terbiasa dengan hal tersebut maka dengan sendirinya dia akan
meminta tambahan. Pernahkah kita memperhatikan bagaimana atlet angkat
besi berlatih..? seorang yang ingin menjadi atlet angkat besi dia akan
memulai latihannya dengan beban yang ringan selama beberapa waktu, hal
tersebut bertujuan untuk membiasakan otot-ototnya,ketika suda terbiasa
secara otomatis dia akan menambah beban yang lebih besar lagi. Sepeti
itulah hafalan al-quran, ketika otak sudahterbiasa dengan hafalan yang
sedikit dengan sendirinya dia akan meminta tambahan hafalan.
Dan salah satu faidah dari tadaruj ini adalah menjaga keselamatan
hafalan dari bercampur baurnya ayat mutasyabihatnya, karena sebagaimana
kita ketahui bersama bahwasanya di dalam alqur’an terdapat banyak sekali
ayat mutasyabihat (ayat-ayat yang mirip).
2. Muraja’ah (mengulang-ulang hafalan).
Muraja’ah merupakan kunci pokok dalam menghafal, hafalan tanpa
muroja’ah adalah Nol. Rasulullah salallahu ‘alaihi wassallam bersabda: ”Sesungguhnya
perumpamaan penghafal al-quran adalah seperti pemilik seekor unta yang
ditambat, jika dia mengikatnya maka dia akan menguasainya, dan jika dia
melepaskannya maka unta itu akan pergi.” (HR. Bukhori dan Muslim).
Ketahuilah bahwa ayat yang paling sulit dihafal, ketika kita berhasil
menguasainya akan menjadi ayat yang paling melekat di dalam ingatan, hal
itu dikarenakan kita harus mengulangnya berkali-kali dan mengeluarkan
energi yang lebih besar untuk menghafalnya, oleh karena itu janganlah
kita mudah menyerah ketika kita menemukan kesulitan dalam menguasai
sebuah surat.
Suatu hari Al-Imam Ibnu Hibban sedang membaca buku dengan tujuan untuk
menghafal sebuah buku, maka dia terus menerus membacanya dan
mengulanginya dengan suara keras. Dan di rumah tersebut ada seorang
nenek, sedang Al-Imam Ibnu Hibban terus-menerus mengulanginya, sekali,
dua kali, tiga kali, hingga sepuluh kali, sampai nenek tersebut merasa
bosan mendengarnya, dan berkata: “apa yang engkau lakukan?”, al-imam
menjawab: “aku ingin menghafal buku ini.”, nenek tersebut berkata:
“celakalah kamu, kalau memang kamu ingin memnghafalnya maka sesungguhnya
aku sendiri sudah bisa menghafalnya”. Al-imam bekata: “kalau begitu
perdengarkan kepadaku”, maka nenek tersebut memperdenganrkan hafalan
kitab tersebut yang baru saja dia hafal, kemudian al-imam berkata:
“kalau aku tidak menghafalnya kecuali setelah aku mengulanginya sebanyak
tujuh puluh kali”. Kemudian setelah satu tahun berlalu al-imam
mendatangi nenek tersebut dan berkata: “wahai nenek, perdengarkanlah
kepadaku hafalan kitab satu tahun yang lalu”, maka dia tidak bisa
memperdengarkannya, berkata al-imam: “adapun aku tidak lupa satu
sedikitpun darinya”. (kaifa tahfadzul ma’luumaat fii dzlihnika, syaikh
‘adil bin Muhammad, hal.16)
3. Memanfaatkan umur dengan sebaik-baiknya.
Memang benar bahwasanya umur yang paling sesuai untuk menghafal
adalah di waktu kecil, sebagaimana pepatah mengatakan “menghafal di
waktu kecil bagaikan mengukir diatas batu, sedang menghafal diwaktu tua
bagaikan mengukir diatas air”, namun hal ini tidak menghalangi seseorang
yang sudah berumur untuk dapat menghafal al-quran, selama dia memiliki
azam dan tekad yang kuat untuk bisa menghafal al-quran, disertai dengan
niat ikhlash intuk menghafalnya maka insya Allah, Allah subhanahu
wata’ala akan menolongnya, Allah ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya
telah kami mudahkan al-qur’an itu untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mengambil pelajaran?” (Al-Qomar:22)
4. Memanfaatkan waktu yang baik
Waktu yang paling baik untuk menghafal yang baik berbeda-beda bagi
setiap orang, ada yang merasa tengah hari adalah waktu yang paling
sesuai untuk menghafal, sebagian lain berpendapat tengah malam, dan lain
sebagainya. Hal tersebut bukan menjadi masalah, yang penting adalah
ketika waktu itu tiba jangan ada sesuatu yang mengganggu kita, matikan
HP, TV, jauhkan pandangan kita dari hal-hal yang dapat menarik perhatian
seperti Koran, majalah, hiasan2 unik, gambar sampul buku-buku, dll.
Jangan biarkan ada yang merusak konsentrasi kita.
Berkaitan dengan waktu menghafal yang baik sebagian ulama memandang
bahwa waktu lapar atau perut kosong lebih baik daripada waktu kenyang,
dan pagi hari lebih baik dari sore hari, namun sebagaimana telah
disinggung tadi bahwa hal tersebut relative bagi masing-masing individu.
5. Pilih tempat yang baik
Pilihlah tempat yang jauh dari keramaian, karena hal tersebut
biasanya sangat mengganggu kelancaran menghafal. Dan tempat yang kami
rekomendasikan adalah masjid, karena tempat tersebut merupakan tempat
yang penuh berkah, atau juga kamar yang sepi. Dan kami sarankan untuk
tidak memilih tempat yang memiliki panorama indah seperti pegunungan
atau kebun bunga atau tepi pantai, karena biasanya yang terjadi adalah
pemandangan seperti itu justru menarik perhatian ketika menghafal
sehingga mengganggu konsentrasi, orang cenderung memilih untuk menikmati
panorama tersebut dari pada menghafal al-quran, dan bahkan mungkin
sebagian ada yang beralasan bahwa hal tersebut merupakan tadabbur alam,
dan tadabbur itu pahalanya lebih besar dari sekedar menghafal al-quran.
6. Mempelajari bahasa arab
Proses menghafal al-quran sangat terbantu apabila seseorang memahami
bahasa arab, karena dengan begitu dia mengerti tentang apa yang dia
baca, dan juga bacaannya sangat membekas di hati dari pada yang hanya
menghafal tanpa tahu memahami apa yang dia baca. Memang pemahaman bahasa
arab bukan hal yang mutlak dibutuhkan untuk sekedar menghafal al-quran
al-karim, namun perlu diketahui bahwa tujuan utama diturunkannya
al-quran bukanlah untuk di hafal, bukan agar seseorang memindahkan
huruf-hurufnya dan lafadz-lafadznya kedalam memory otak, melainkan untuk
ditadaburi, dan tidak mungkin bagi seseorang untuk mentadaburi al-quran
jika dia tidak memahami apa yang dia baca. Jadi kesimpulannya cepat
atau lambat seorang yang sedang berusaha menghafal al-quran dituntut
untuk bisa memahami bahasa arab.
7. Menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat
Nabi shollallahu ‘alaihi wassallam bersabda: “diantara tanda-tanda baiknya keislaman seseorang adalah dengan meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat untuk dirinya” (HR. At-tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dan cukuplah hadits tersebut diatas sebagai
peringatan bagi kita untuk menjauhi hal-hal yang tidak mendatangkan
manfaat, seperti duduk-duduk dipinggir jalan, main game on-line, Play
stasion, berlama-lama chating untuk hal-hal sepele, baca buku komik, dan
lain-lain.
Ketahuilah bahwasanya hal-hal semacam itu hanya akan mengganggu pikiran
kita, membuat penuh memory otak kita dengan persoalan yang tidak
berguna, dan mejadikan kita banyak melamun ketika menghafal atau
muroja’ah. Biasanya akan terlintas pikiran-pikiran yang berkaitan dengan
hal-hal tersebut, seperti: “wah, coba tadi waktu lagi main PS aku pake
teknik ini, pasti rajanya bakal kalah telak..!” atau ”gimana ya, cara
memecahkan teka-teki di game tadi..?” dan pikiran-pikiran serupa lainnya
yang membuyarkan konsentrasi.
8. Menumbuhkan semangat kompetisi bersama teman-teman
Carilah teman yang memiliki semangat yang sama seperti kita, kemudian
dekati dia, jadikan dia teman untuk muroja’ah, kemudian tumbuhkan
semangat berkompetisi agar saling terpacu untuk menjadi yang terbaik,
dan semangat semacam inilah yang tumbuh dikalangan para sahabat, mereka
berusaha untuk saling mendahului dalam kebaikan sebagai implementasi
dari firman Allah ta’ala: “maka berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan”
(al-maidah: 48).
9. Sabar dalam menghadapi tekanan mental
Seseorang yang baru memulai proses menghafal biasanya akan menghadapi
tekanan mental. Dan biasanya hal ini timbul karena merasa kesulitan
untuk menghafal ayat-ayat tertentu sulit, atau karena mudahnya ayat-ayat
yang dia hafal lenyap dari memorinya, atau juga Karena banyaknya
ayat-ayat mutasyabihat (ayat-ayat yang mirip) dan susah untuk dibedakan,
sehingga tidak sedikit dari mereka yang pada mulanya berazam untuk
menghafal al-quran tiba-tiba saja patah semangat dan akhirnya berhenti.
Ketahuilah bahwasanya jalan menuju surga itu penuh dengan duri, dan
orang-orang pilihan Allah adalah mereka yang mampu menghadapi cobaan
semacam ini. Ketika seseorang mengalami hal seperti ini maka yang perlu
dia lakukan :
- Jangan menambah hafalan untuk sementara, cukup lakukan muroja’ah dari hafalan-hafalan yang sebelumnya. Atau kalau memang tidak bisa memuroja’ah Karena pikiran terlalu penat cukup dengan membacanya saja, tetapi jangan sampai meninggalkan al-quran secara total.
- Baca dan tadabburi tafsir dari ayat-ayat yang telah dihafal atau yang ingin dihafal agar kita mengerti makna dari ayat-ayat tersebut sehingga timbul rasa cinta untuk menghafalnya, sebagaimana kata pepatah: “tak kenal maka tak sayang”.
- Salah satu cara untuk mengembalikan semangat adalah dengan membaca kisah-kisah orang-orang pilihan seperti kisah para mujahidin pada zaman dahulu, ulama, raja-raja, dan lain-lain. tetapi jangan membaca buku yang tidak bermanfaat seperti majalah gossip, komik-komik, dan yang sejenisnya karena bacaan-bacaan seperti itu bukannya menambah semangat tetapi justru melalaikan, dan mengajak kita untuk berkhayal.
- Dengarkan bacaan al-quran dari orang-orang yang dikaruniai suara yang merdu, baik itu melalui kaset murotal atau sesame teman.
- Ketahuilah bahwa ayat yang paling sulit dihafal ketika kita berhasil menguasainya akan menjadi ayat yang paling sulit untuk hilang dari ingatan,karena dia akan mengeluarkan usaha yang sangat keras, begitu pula sebaliknya, ayat yang mudah untuk dihafal biasanya akan mudah hilang (orang bilang “easy come easy go”).
- Lakukan sedikit olahraga.
- Setelah pulih lanjutkan kembali hafalan.
- Menjauhi maksiat
Tidak diragukan lagi bahwasanya maksiat adalah salah satu hal yang
menghambat hafalan, adh-dhohhak berkata: “kami tidak mengetahui
seorangpun yang menghafal al-quran kemudian lupa kecuali karena dosa”
kemudian beliau membaca firman Allah ta’ala: “Dan apa saja musibah yang
menimpamu maka adalah disebabkan karena perbuatan tanganmu sendiri, dan
Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kamu). (QS.
Asy-syuuro: 30).
Demikian sedikit tips untuk menghafal al-qquran, semoga bermanfaat,
dan selamat menghafal, semoga Allah ta’ala memberi taufik. Wallahu
a’lam.
0 komentar: