WASPADAI FITNAH DAJJAL
Semenjak runtuhnya kekhalifahan terakhir, ummat Islam menjadi laksana anak-anak ayam kehilangan induk. Masing-masing negeri kaum muslimin mendirikan karakter kebangsaannya sendiri-sendiri seraya meninggalkan dan menanggalkan ikatan aqidah serta akhlak Islam sebagai identitas utama bangsa.
Akhirnya tidak terelakkan bahwa ummat Islam yang jumlahnya di seantero dunia mencapai bilangan satu setengah miliar lebih, tidak memiliki kewibawaan karena mereka terpecah belah tidak bersatu sebagai suatu blok kekuataan yang tunggal dan mandiri. Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sudah mensinyalir bahwa akan muncul babak keempat perjalanan ummat Islam, yakni kepemimpinan para Mulkan Jabriyyan(Raja-raja yang memaksakan kehendak). Inilah babak yang sedang dilalui ummat Islam dewasa ini. (lihat tulisan Menuju Kehidupan Sejati berjudul Boleh Jadi Kiamat Sudah Dekattanggal 6 Jul 08)
Jangankan kaum muslimin memimpin dunia, bahkan mereka menjadi ummat
yang diarahkan (baca: dieksploitasi) oleh ummat lainnya. Inilah babak
paling kelam dalam sejarah Islam. Allah subhaanahu wa ta’aala gilir
kepemimpinan dunia dari kaum mu’minin kepada kaum kafirin. Inilah zaman
kita sekarang. We are living in the darkest ages of the Islamic history.
Dunia menjadi morat-marit sarat fitnah. Nilai-nilai jahiliah modern
mendominasi kehidupan. Para penguasa mengatur masyarakat bukan dengan
bimbingan wahyu Ilahi, melainkan hawa nafsu pribadi dan kelompok. Pada
babak inilah tegaknya Sistem Dajjal. Berbagai lini kehidupan ummat
manusia diatur dengan Dajjalic values (nilai-nilai Dajjal). Segenap
urusan dunia dikelola dengan nilai-nilai
materialisme-liberalisme-sekularisme, baik politik, sosial, ekonomi,
budaya, medis, pendidikan, hukum, pertahanan-keamanan, militer bahkan
keagamaan. Masyarakat kian dijauhkan dari pola hidup berdasarkan manhaj
Kenabian.
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda mensinyalir bahwa tidak
ada fitnah yang lebih dahsyat semenjak Allah ciptakan manusia pertama
hingga datangnya hari Kiamat selain fitnah Dajjal.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَا أَهْبَطَ اللَّهُ إِلَى الأَرْضِ مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى
أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
(الطبراني)
“Allah tidak menurunkan ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as
hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.” (HR
Thabrani 1672)
Ummat
Islam yang menjalani babak keempat dewasa ini harus mempersiapkan diri
mengantisipasi kemunculan fitnah paling dahsyat yaitu fitnah Dajjal.
Hidup di babak keempat, yakni babak kepemimpinan para Mulkan Jabriyyan
(para penguasa yang memaksakan kehendak), merupakan hidup yang penuh
tantangan. Pada babak ini Allah memberikan giliran kepemimpinan ummat
manusia kepada fihak kuffar. Allah menguji kesabaran kaum muslimin
menghadapi kepemimpinan para penguasa yang memaksakan kehendak seraya
mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya. Sistem hidup yang mereka
tawarkan merupakan sistem yang jauh dari nilai-nilai keimanan bahkan
didominasi oleh nilai-nilai kekufuran.
Inilah zaman yang sarat dengan fitnah. Keterlibatan seorang muslim
dalam aspek kehidupan modern manapun sangat berpotensi mendatangkan dosa
bagi dirinya. Rangkaian fitnah yang sedemikian hebat akan berpuncak
pada munculnya puncak fitnah yakni fitnah Dajjal. Barangsiapa yang
sanggup menyelamatkan dirinya dari rangkaian fitnah sebelum munculnya
fitnah Dajjal akan sangat berpeluang selamat pula pada saat munculnya
fitnah Dajjal. Demikianlah peringatan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam:
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا
لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ
يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ
فِتْنَةٌ مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا
لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ (أحمد)
Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah
shollallahu ’alaih wa sallam. Kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah
yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan
tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah
Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan tiada fitnah
yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali
dalam rangka menyongsong fitnah Dajjal.” (HR Ahmad V/389)
Demikian
pula sebaliknya, barangsiapa ketika rangkaian fitnah di berbagai
dimensi kehidupan sedang menggejala kemudian ia terjebak ke dalamnya,
maka dikhawatirkan pada saat puncak fitnah muncul ia akan terjebak pula
untuk menjadi pengikut bahkan hamba Dajjal.Wa na’udzubillahi min dzaalika.-
0 komentar: